Abdul
Hamid biasa dipanggil si Dul. Pada suatu hari si Dul sedang bermain
dengan Asnah, mereka bermain masak masakan.Sapii teman Dul yang lain
ikut bermain tetapi dia sedang kesal karena ada yang menggangunya tadi,
Sapii adalah anak pemarah,dan ringan tangan. Sehingga permainan tadi
terganggu karena Sapii melampiaskan marahnya di situ.Asnah pun menangis
karena semua mainannya rusak dan akhirnya melempar Sapii dengan cabai
dan lari ke pohon sauh,mata Sapii terasa pedas dia ingin membalas tetapi
dia takut karena asnah membawa pisau.Si Dul yang sedang menggambil
barang dirumahnya itu pun dengar Asnah menangis dam ia mendekatinya dan
bertanya mengapa ia mengangis, Asnah tidak menjawab tetapi ia melihat
Sapii berada di dekat tempatnya bermain tadi dan semua barang
berantakan.Akhirnya si Dul mendekati Sapii dan bertanya mengapa Asnah
menangis, tetapi Sapii malah menantang Si Dul berkelahi. Si Dul pun
berpikir badan Sapii yang lebih besar tidak masalah tetapi dia bersama
denga Saari.Akhirnya berkelahilah mereka Sapii tertinju beberapa kali
kemudia meminta bantuan Saari, Saari akan menangkap Si Dul dari belakang
tapi terkena tendangan si Dul anak anak kampung mengerumuni sambil
menyemangati si Dul dan Sapii.Ibu si Dul yang mendengar kegaduhan di
luar rumah akhirnya keluar dan menghentikan perkelahian,anak anak
berlari meninggalkan tempat itu Sapii menatap si Dul dengan penuh napsu
ingin berkelahi sambil berkata "Awas lu! Kalo ketemu nanti gue hajar".Si
Dul pulang kerumah bersama ibunya. Sesampai dirumah si Dul diamandikan
ibunya.Setelah mandi dia tidak boleh keluar rumah. Si Dul bermain
sendirian dirumah, meski pintu pagar terbuka dia tidak berani keluar
takut durhaka kepada orang tua.Dia duduk dan berpikir kalau ketemu Sapii
lagi, dia akan memukul perutnya dan membanting kepalanya sampai makan
tanah.Akhirnya dia bermain di halaman rumah tetapi tidak melewati
pagar.Si Dul bermain dengan Asnah dan teman perempuannya yang lain tidak
terasa waktu sudah sore Si Dul harus mengaji.Si Dul mengaji dirumah
engkonnya,Uak Salim biasa ia dipanggil,ia adalah mantan jawara dikampung
sehingga orang takut kepadanaya.Matanya tinggal satu yang kiri tetapi
tiada yang tau kenapa mata yang kanan itu karena setiap ditannya ia
pasti marah.Tetapi setelah matanya tinggal satu ia jadi orang baik
mengajar mengaji anak anak.Meski begitu kadang kadang sedikit keluar
juga sifat bengis semasa mudanya itu.Ia mendapat uang dari sedekah anak
anak mengaji, sedekahnya itu dibelinya kambing sehingga sehabis mengaji
anak anak mendapat giliran piket membersihkan ruangan dan memberi makan
kambing.Sekarang giliran si Dul memberi makan.Tetapi si Dul kesal dengan
kambing kambing itu karena pernah ia dibawa lari keliling kampung
ditarik kambing.Ia bergiliran mencari makan bersama Amje karena jauh
dari hutan mereka pum berencana untuk mengambil daun di pekarangan orang
si Dul yang memanjat.Saat si Dul mendapat beberapa ranting si Amje
teriak maling dan ranting itu jatuh kemudian dibawa kabur Amje. Pemilik
rumah mengejar si Dul sambil membawa kayu si Dul merasa takut tetapi ia
berasil lolos dan saat sampai kandang sudah diliatnya ranting yang ia
dapat tadi.Enkongnya bertanya kepada si Dul "Mane daun lu Dul" si Dul
Menjawab "tu udah sama milik Amje",Engkonya memarahinya karena
dikirannya si Dul berbohong.Si Dul bertemu Amje di perjalanannya pulang,
si Dul marah kepada Amje karena telah membohonginya.Mereka berkelai
dengan hebat dan si Amje terluka dan pulang kerumah sedangkan si Dul
terkena gigitan Amje di lengannya.Ibu si Dul mengetahui dan memarahi si
Dul sedangkan bapaknya malah menyuruhnya makan dan berganti
baju,akhirnya bapak si Dul bercerita saat dia masih kecil dia sama
seperti si Dul malah lebih parah lagi,dia jawara di kampungnya.Lebaran
hampir tiba si Dul berkata ingin sekolah tetapi bapaknya bilang si Dul
anak kampung yang seharusnya mengaji saja.keesokan harinya Ibu si Dul
mendapatkan berita jika istrinya kecelakaan dan meninggal dunia.
Setelah
7 hari berlalu kesengsaraan lebih terasa semua barang telah habis
terjual dan akhirnya ibu si Dul memikirkan suatu pekerjaan berjualan
nasi ulam si Dul yang berjualan karena Enkongya melarang wanita keluar
rumah untuk bekerja.Lama waktu telah berlalu kehidupan si Dul mulai
membaik, Ibunya pun sudah mempunyai suami baru.Si Dul juga punya saudara
tiri bernama marjuki.Tetapi sesungguhnya engkonya tidak menyetujuinya,
apalagi agama dari lelaki itu tidak jelas.bapak tiri si Dul berniat
menyekolahkan si Dul tetapi tidak boleh sama engkongnya.Anak betawi
tidak perlu sekolah yang penting shalat dan mengaji.Sekolah tidak dibawa
mati tidak ada gunanya.Tetapi sifat engkonya memang seperi itu jika ada
kemauan harus dituruti.Pak lurah mengetahui hal itu kemudian menyuruh
Dul bersekolah dan dia akan bilang kepada engkonya.Keinginan si Dul
tercapai,meski tidak mendapat ijin penuh dari Uak Salim.
0 komentar:
Posting Komentar